Sunday 8 March 2015

CERITA CINTAKU BERASAL DARI WECHAT
Namaku Dhina usiaku 19 tahun aku seorang mahasiswi di sebuah perguruan tinggi di Yogyakarta. Di kampus aku punya tiga sahabat namanya Rani, Kusuma dan Setya.
Aku seorang mahasiswi yang doyan online di sosmed. Waktu itu hari sudah larut malam aku download sebuah aplikasi di hp yaitu WeChat, dari situ ada layanan look around tujuannya sih cari-cari temen yang kenal tapi karena aku orangnya yang terlalu cuek ada yang kenal pun juga gak aku add.
Di malam kedua aku buka look around lagi, ada seorang cowok yang entah kenapa aku gak kenal langsung aku add, yang dalam hati aku berkata
“gak tau kenapa ya, kok aku ingin sekali berteman dengannya, sedangkan aku gak pernah nge’add orang yang gak kenal”, dalam hatiku yang penasaran pada diri sendri dan ada perasaan yang berbeda saat itu.
Setelah diaccept aku chat cowok itu, cowok itu bernama Afan.
“malem”, chat ku pertama pada afan
“malem juga”, balesnya untukku yang agak terlalu lama.
Dari chat itu kita ngerasa nyambung bahkan dia sempat curhat tentang mantannya yang katanya baru 3 bulan putus.
Hari ini aku ada acara sama Rani, Kusuma sama Setya tidak ikut karena mereka ada kesibukan sendiri di rumah. Ketika aku sampai di rumah Rani, aku curhat sama Rani
“yungs kemarin aku install wechat, disitu gak tau kenapa ada cowok langsung aku add. Padahal itu bukan aku banget ya. Aku heran sama diri aku sendiri yungs kok bisa ngeadd itu cowok”, curhat ku pada Rani, yang dari awal masuk kuliah udah panggil yungs sebagai panggilan sahabat.
“iya yungs, kok tumben kamu add cowok itu kan bukan kamu banget. Anak mana, kuliah dimana yungs.?”, Tanya Rani padaku yang terlihat heran.
“namanya Afan kuliah di sebuah universitas di Yogyakarta”, jawab ku sambil memperlihatkan foto Afan pada Rani.
Setelah beberapa hari kita chatingan di wechat Afan minta nomor hp dan pin BBku dan aku memberikannya. Beberapa hari setelah Afan minta nomor dan pin BBku kita pun ketemuan. Dipertemuan itu aku dan Afan sangat merasakan kecocokan.
Tiga bulan kita kenal dan beberapa kali kita bertemu kita semakin dekat. (kring… kring… kring) suara hpku berbunyi ternyata Afan menelfonku
“Na ada acara gak?”, tanya afan padaku
“tidak fan, ada apa ya?”, jawabku sambil bertanya-tanya
“aku ingin bertemu sama kamu na di alun-alun, kamu bisa kan..?” Ujar afan
“iya aku bisa fan, ya udah sampai ketemu nanti ya”, jawabku dan setelah meutup telefon.
Ternyata pertemuan itu sesuatu hal yang tidak aku duga jadi sebuah surprize buat aku. Afan mengajak bertemu dan disitu Afan menyatakan perasaannya terhadap ku.
“Na aku pengen ngomong, aku berterima kasih sama kamu, karena selama ini kamu selalu ada untuk aku, selalu memberi semangat dari awal ketika aku terjatuh dan kamu datang disaat yang tepat disaat aku sedang down. karena kamu aku bisa bangkit, aku bisa move on dan karena kamu aku bisa jatuh hati sama kamu bisa menghapus semua masa lalu ku yang buruk itu. Aku sangat berterima kasih sama kamu Na. Na aku sayang sama kamu, aku bener-bener serius sayang dan cinta sama kamu, apa kamu mau terima aku sebagai pasangan kamu yang siap jagain kamu, jagain hati mu dan aku akan selalu berusaha bisa bahagiain kamu”, ucap Afan yang panjang lebar menyatakan isi hatinya.
Mendengar semua itu aku pun hanya terdiam dan berusaha menahan air mata yang terus-terusan ingin menetes. Karena di balik semua ini sebenarnya aku punya penyakit kanker otak dan sudah stadium akhir mengenai penyakit ini hanya aku dan keluarga yang tau sahabat sahabat aku pun tidak ada yang tau. Aku bahagia karena ternyata cintaku tidak bertepuk sebelah tangan tapi di sisi lain aku juga gak ingin membuat Afan sedih ketika dia tau aku punya penyakit.
“Na kenapa kamu diam dan malah menangis, apa ucapan ku tadi ada yang salah..?”, tanya Afan kepadaku.
“tidak fan, aku hanya tidak bisa berkata apa apa mendengar semua itu”, jawab ku sambil menghapus air mata yang menetes di pipi.
“lalu bagaimana dengan pertanyaan ku tadi na, apa kamu mau menjadi satu-satunya orang yang berharga dan berarti buat hidup aku dan mau menerima apa adanya aku..?”, tanya Afan lagi sambil memegang tanganku.
“maaf fan, aku belum bisa menjawabnya sekarang”, jawabku sambil memegang kepala yang mulai terasa sakit.
“kamu kenapa na, kamu sakit ya.?”, tanya Afan yang terlihat kuwatir.
“aku tidak apa apa kok”, seruku sambil menahan rasa sakit yang mulai luar biasa. Setelah aku merasakan sakit yang luar biasa tiba-tiba aku terjatuh dan pingsan. Setelah itu aku tidak tau apa-apa, yang aku tau setelah sadar aku sudah berada di rumah sakit.
“fan kok aku disini..?”, tanyaku pada Afan.
“kamu jahat na, kenapa kamu gak bilang kalo kamu itu sakit.”, ucap Afan dengan wajah yang sangat sedih.
“kamu tau dari mana fan..?”, tanyaku heran.
“aku tau dari orangtua mu, ketika kamu pingsan tadi orangtua mu banyak cerita sama aku”, sambung afan dengan nada yang lirih.
Pada saat itu sahabat sahabat ku datang dan berlari menju ruang kamar ku dan langsung memelukku “yungs kamu jahat banget to, kamu tega sama kita kamu bohongi kita semua”, ucap Rani sambil menangis.
“yungs kenapa kamu gak bilang kalo kamu sakit, kita ini sudah bersahabat lama, kenapa kamu gak jujur sama kita”, sambung Kusuma
“iya yungs, kita kan selalu ada buat kamu apa pun yang terjadi seharusnya kamu gak boleh pendem semua ini sendiri”, tambah Setya.
“kalian jangan menangis, aku minta maaf sama kalian, aku memang merahasiakan semua ini dari siapapun. Afan kenapa tadi aku gak bisa jawab pertanyaan mu itu karena penyakit ku ini, aku tidak ingin membuat kalian semua sedih, aku sayang sama kalian yungs Rani, yungs Kusuma dan yungs Setia. Untuk Afan, jujur aku juga sayang sama kamu, sejak pertama aku add kamu di wechat itu gak tau kenapa ada perasaan yang aku sendiri gak tau sedangkan aku belum kenal dan belum tau siapa kamu, aku sudah punya perasaan samu kamu sejak awal itu dan semakin kita dekat seperti kemarin-kemarin itu perasaan aku semakin sayang untuk kamu tapi di sisi lain pada saat itu aku bener-bener takut kalo kamu masih sayang sama masa lalu kamu, dan tadi ketika kamu bilang kamu sayang aku, aku bener-bener terkejut dan kaget serta tidak menyangka bahwa cintaku bisa terbalas oleh mu, tapi saat ini aku sadar usia ku tak lama lagi aku gak mau buat kamu sedih setelah kepergianku nanti, aku cuma ingin melihat kamu selalu tersenyum untukku tanpa ada kesedihan”, sambil berderai air mata ku katakan semua perasaan ku terhadap sahabatku dan Afan.
“yungs kamu harus kuat, inget yang selalu kamu ucapkan pada kita semua, apa pun yang terjadi kita harus kuat. kamu ingat itu kan?”, ucap Rani yang berada di sampingku
“iya yungs, kamu harus kuat”, tambah Kusuma dan Setia
“Aku yakin kamu bisa bertahan na, lihat sahabat sahabat mu yang selalu ada untuk kamu, dia yang memberi semangat, berjuanglah untuk mereka dan untuk aku. Apa pun yang terjadi aku akan selalu sayang kamu na, kamu akan hidup 1000 tahun lagi dan aku akan selalu menemani kamu, kita akan selalu bersama dan kelak kita juga akan ke surga bersama, berjuanglah na untuk keluarga mu, aku dan sahabat mu”, ucap Afan yang terus memberiku semangat dan meneteskan air matanya serta mencium kening ku.
Ayah dan ibuku masuk ke ruang kamar ku “biarkan Dhina istirahat dulu, terima kasih kalian sudah menjenguk Dhina”, ucap ayah ku
“iya pak, maaf kita sudah mengganggu istirahat Dhina kita permisi pulang dulu pak buk”, jawab afan
“istirahat ya na, cepet sembuh dan tetap semangat aku yakin pasti kamu kuat”, ucap afan pada ku
“mari pak buk, asslamu’alaikum”, sambung Rani, Kusuma dan Setya
“wa’alakumsalam, kalian hati hati ya”, jawab ku sambil melihat mereka keluar kamar.
Tiga hari setelah aku di rumah sakit penyakitku semakin parah dan selama tiga hari itu Afan selalu menenami aku di rumah sakit
“fan kepala ku sakit banget!!!”, ucapku kepada Afan yang duduk disampingku
“kamu kenapa na, aku panggil dokter dulu ya”, jawab afan smabil keluar memanggil dokter
Setelah beberapa saat dokter memeriksa dan memberiku obat pengurang rasa sakit dokter keluar dan kembali ke ruangnya.
“na kamu istirahat aja ya, biar kamu cepet sembuh”, ucap Afan sambil mencium keningku
“fan, aku sayang kamu aku pengen lihat kamu tersenyum untuk ku dan bilang kalau kamu sayang sama aku”, ucapku yang meminta ke afan
“na aku sayang, aku cinta dan aku ingin terus sama kamu apa pun yang terjadi. Kamu istirahat ya biar kamu cepet baikan”, ucap afan sambil tersenyum manis untuk ku.
“makasih fan kamu udah sayang sama aku dan selalu ada untuk aku, kamu janji ya jangan sedih kalo aku udah gak ada. Aku cinta kamu fan”, ucap ku yang semakin lirih dan seketika mataku tertutup untuk selamanya.
Cerpen Karangan: Rana Dhina Saputri
Facebook: Safaa Saputra
Ini cerpen pertama yang aku buat. Awalnya sih hanya sekedar baca-baca tapi kelamaan jadi pengen buat cerpen sendiri.
Nama: Rana Dhina Saputri
TTL: Surakarta, 13 Desember 1994

No comments:

Post a Comment